4 Alasan Elang Jawa Kian Terancam Punah

Garuda di dadaku

Garuda kebanggaanku

Ku yakin hari ini pasti menang ...

Yaps...  itu adalah sepenggal lirik lagu dari Netral untuk memacu rasa semangat nasionalis yang tinggi bagi suporter sepakbola. Logo di jersey timnas Indonesia juga ada gambar Garudanya. Garuda memang sebagai lambang negara Indonesia ini. Tapi pernahkah kalian tahu burung apa itu Garuda?
Fisik Elang Jawa via arisandria.blogspot.com


Betul sekali.. itu Elang Jawa. Burung dengan perawakan yang sangar, kuat, tajam, ini ternyata menjadi primadona bagi masyarakat. Elang Jawa yang kita tahu ini hanya hidup di Pulau Jawa. Memiliki nama ilmiah Spizaetus Bartelsi Stesemann berciri kepala jambul, bulu sayap dan punggung berwarna coklat tua, bulu dada bergaris lintang putih, ekornya bergaris hitam dan tungkai berbulu. Landasan hukum perlindungannya adalah UU No. 5 Tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999 bahwa semua jenis elang dilindungi.

Menurut penelitian Van Balen Tahun 2012 dalam iucnredlist.org populasi elang jawa diprediksi berjumlah 600-900 indvidu saja. Sungguh jumlah yang ironi apalagi update pada tahun ini. Pasti menipis. Ya jelas...

Dibawah ini tedapat beberapa alasan mengapa elang jawa kian terancam punah. Tolong pahami.


1. Maraknya Perdagangan Liar

Elang Jawa Cacat Permanen Akibat Perburuan via mongabay.co.id

Elang jawa berapa sih harganya di pasar gelap? Angkanya bisa mencapai miliaran rupiah. Bisa untuk membeli rumah, mobil  dan tentu akan menggiurkan bagi para pemburu dan kroni-kroninya. Walaupun ditetapkan sebagai burung yang terancam punah, tetap saja perburuan elang ini ada. Betapa tidak prestise kalau punya hewan ini. Eh saya punya Elang Jawa, oh.. lambang negara itu? Ya... dan semua akan terkagum. Ironi.

Perdagangan dilakukan melalui Kota Jaarta dan Surabaya menuju kawasan Asia seperti Korea Selatan, Singapura dan Taiwan.  Hewan sitaan dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam juga banyak mengindikasikan kalau jumlah perburuan marak. Sehingga tak ayal populasi di alam liar menjadi semakin berkurang.

2. Rusaknya Habitat

Distrubusi Habitat Elang Jawa via http://maps.iucnredlist.org

Habitat elang jawa adalah hutan hujan tropis, tersebar dari daerah pantai sampai ketinggian 3000 m dpal. Elang ini sangat bergantung pada keberadaan hutan primer. Kita tahu jumlah hutan di Pulau Jawa tinggal seberapa? Kegiatan deforestasi/ pembalakan liar / ilegal loging dan perubahan penggunanaan lahan untuk pertanian adalah beberapa macam penyebab rusaknya habitat.

Laju deforestasi hutan di Jawa cukup tinggi. Berdasarkan data dari Forest Watch Indonesia deforestasi hutan di Indonesia periode Tahun 2000-2009 hutan Jawa mengalami deforestasi sebesar 1.383.204,96 ha. Sedangkan luas tutupan hutannya adalah 897.978,82 ha. Jumlah yang minim untuk ruang gerak elang jawa. Sehingga saat ini elang ini hanya menempati beberapa taman nasional yang tersebar di Jawa.

3. Penggunaan Pestisida Kimia Yang Berlebihan

Penyemprotan Pestisida Berlebih via news.okezone.com

Penggunaan pestisida berlebih pada pertanian yang berbatasan dengan habitat hutan. Elang merupakan top predator bagi fauna yang berada dibawahnya. Tak jarang mereka juga memangsa hewan besar seperti Tikus, ayam, tupai, kelelawar, katak, ular, musang dan sebagainya. Hewan buruan ini yang secara tidak langsung memakan pestisida. Tentu racun prestisida ini menjadi berbahaya bagi top predator macam elang ini.

Dari segi jumlah makanannya. Ketersedian hewan buruan juga akan makin menipis apabila rantai makanan ini terganggu. Elang tentu akan kesulitan mencari mangsa.

4. Perkembangbiakan Elang Lambat

Elang Jawa Bersama Anaknya di Sarang via http://libregraphics.asia

Punya reproduksi yang lambat. Rata-rata burung pemangsa memang jarang bertelur dan jumlah anaknya pun sangat sedikit. Elang jawa berkembang biak setiap 2 tahun sekali dengan jumlah anak umumnya 1 ekor saja. Elang ini biasanya hanya kawin dengan satu pasangan yang sama seumur hidupnya.


Umur elang jawa yang siap berkembang biak pada umur 3-4 tahun dengan masa eram 44-48 hari. Setelah anak elang menetas, selama 1 1/2 tahun anak Elang Jawa itu akan dibersamai induknya. Bandingkan dengan burung merpati, umur 5 bulan saja sudah siap kawin. Telurnya pun bisa dierami 2 sekaligus. Sungguh fakta perkembang biakan yang lambat. 

0 Response to "4 Alasan Elang Jawa Kian Terancam Punah"

Post a Comment