4 Dampak Pembangunan Pariwisata Terhadap Lingkungan Menurut Pearce

Gambar sampah di pantai 17 Pulau Riung Flores Akibat Aktivitas Wisatawan

Penaksiran dampak pariwisata terhadap lingkungan penting untuk diperhatikan. Pariwisata cenderung ditarik kearah beberapa lingkungan yang lebih rapuh, misalnya pulau kecil, daerah panai, daerah pegunungan, dan pusat sejarah atau kebudayaan.

Mengingat adanya dua hal :
1.  Perlunya mempertahankan lingkungan yang sehat disatu sisi,
2. Dan adanya tekanan terhadap daerah pegunungan yang disebabkan oleh perluasan pengembangan pariwisata disisi lain,

Maka The Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) Paris, Percancis (1967) mengadakan penelitian pada tahun 1977 dan 1978 guna meneliti masalah tersebut. Kerangka kerja penelitian umum dengan cara menetapkan sejumlah aktivitas penekan yang lahir dari pariwisata, tekanan-tekanan yang berkaitan dengan hal tersebut, tanggapan lingkungan, dan reaksi manusia terhadap hal tersebut baik secara individual maupun bersama.

Sumber tekanan lingkungan yang terutama dan tersebar adalah perubahan susunan lingkungan yang bersifat tetap karena adanya berbagai aktivtas pembangunan yang besar seperti pembangunan kota baru dan pembangunan jalan raya serta daerah pantai,. Penggantian lingkungan alami oleh bangunan baru akan menimbulkan berbagai akibat terhadap keberadaan jenis mahluk hidup serta kondisi fisik daerah tersebut.

Aktivitas penekan pertama, berupa perubahan susunan lingkungan yang bersifat permanen terdiri dari;

a. Aktivitas konstruksi besar misalnya: perluasan kota, jaringan jalan raya, pembangunan fasilitas pariwisata, dinding pantai, dan kelautan

b.  Perubahan tata guna lahan misalnya: perluasan lahan untuk rekreasi.

Dari aktivitas penekan tersebut tekanan yang berupa perubahan susunan lingkungan setempat yaitu: Perluasan lingkungan bangunan dan hilangnya lahan produksi utama. Tanggapan lingkungan terhadap hal tersebut berupa: Perubahan habitat, perubahan populasi jenis mahluk hidup, perubahan kesehatan dan kesejahteraan manusia dan perubahan dalam kualitas visual. Manusia menanggapi hal tersebut secara individual terhadap dampak pada nilai-nilai estetika. Sedangkan tindakan bersama yang dilakukan berupa: Pembiayaan untuk perbaikan lingkungan, pengelolaan konservasi, penyekatan (pemagaran) konservasi satwa liar dan taman nasional, serta mengawasi jalan masuk menuju lahan rekreasi.

Aktivitas penekan kedua, berupa lahirnya sisa-sisa buangan dari urbanisasi dan transportasi.

Akibat dari hal-hal tersebut maka timbulah tekanan berupa bahan-bahan polusi seperti:
Pemancaran gas buangan (emisi), limbah cair, limbah padat, dan gangguan suara kendaraan dan pesawat.

Lingkungan menanggapi hal tersebut berupa perubahan kualitas media lingkungan seperti udara, air, dan tanah. Demikian pula kesehatan organisme mahkuk hidup dan manusia. Reaksi masyarakat setempat terhadap hal tersebut secara individual berupa pengadaan pangatur udara (AC), mendaur ulang bahan-bahan buangan, melakukan protes dan perubahan sikap. Sedangkan untuk wisatawan, mereka merubah sikap terhadap lingkungan, dan mengurangi kenikmatan berwisata. Secara bersama masyarakat melakukan tindakan pengurangan polusi dan membersihkan sungai dan teluk.

Aktivitas penekan ketiga, berupa aktivitas wisatawan

Seperti: bermain ski, berjalan-jalan, berburu, menunggang kuda, dan mengumpul-ngumpulkan. Akibat dari aktivitas tersebut maka timbulah tekanan terhadap lingkungan yang berupa menginjak-nginjak vegetasi dan tanah serta perusakan spesies.

Tanggapan lingkungan terhadap tekanan tersebut adalah perubahan habitat dan perubahan populasi spesies mahluk hidup. Masyarakat menanggapi hal tersebut dengan tindakan bersama berupa pembiyaan untuk pengelolaan konservasi, pemagaran untuk konservasi satwa liar dan taman nasional, dan melakukan pengawasan terhadap jalan menuju lahan rekreasi.

Aktvitas penekan yang keempat, adalah akibat pada dinamika penduduk yang berupa pertumbuhan penduduk.

Tekanan yang timbul adalah kepadatan penduduk yang bersifat musiman. Lingkungan menanggapi hal tersebut dengan penyekatan dan permintaan akan sumberdaya alam seperti: lahan, air, dan energi.

Manusia menanggapi hal tersebut secara individual berupa sikap terhadap keriuhan dan lingkungan. Sedangkan secara bersama berupa pertumbuhan layanan dukungan seperti suplai air dan listrik.

Referensi : Pearce, D. 1983. Topics in Applied Geography Tourist Development. New York Longman Inc.

0 Response to "4 Dampak Pembangunan Pariwisata Terhadap Lingkungan Menurut Pearce"

Post a Comment